Tugas 3 Ilmu Sosial Dasar Kebudayaan Daerah

2021-10-14

example

tugas

ilsos

gunadarma

Angklung Yang Mendunia

Siapa sih yang gak tau angklung? Sekarang hampir semua orang mengenal angklung. Apalagi dalam era globalisasi ini dimana teknologi sudah maju dan sangat mudah untuk mendapatkan suatu informasi. Orang semakin mudah untuk mecari tentang alat musik yang bernama angklung. Walaupun sekarang sudah sedikit orang Indonesia yang mau mempelajari kebudayaan negaranya sendiri apalagi setelah musik-musik dari luar negeri masuk dan berkembang di Indonesia.

Angklung sendiri merupakan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan sebagai bahan angklung adalah adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen).

Kata “angklung” berasal dari bahasa sunda, dan terdiri dari dua suku kata, yaitu “angkleung-angkleung” yang berarti diapung-apung dan “klung” yang merupakan suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.

Angklung Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah.

Sejarah Angklung

Dikutip dari buku Panduan Bermain Angklung (2010) karya Obby A.R Wiramihardha, sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat bunyi-bunyian yang digunakan untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan padi. Angklung hadir sejak zaman hindu, angklung pernah dipakai pada upacara ritual keagamaan (persembahyangan) sebagai pengganti genta (bel) yang digunakan oleh seorang pedanda (pendeta hindu) dalam upacara keagamaan. Pada masa Kerajaan Pajajaran (Hindu), angklung pernah dijadikan sebagai alat musik korp tentara kerajaan, dan pada saat terjadinya perang Bubat. Angklung dibunyikan oleh tentara kerajaan sebagai pembangkit semangat juang atau tempur Angklung merupakan alat musik tradisional asli Indonesia, alat musik angklung berkembang luas di Indonesia terutama daerah Jawa Barat. Tidak diketahui kapan angklung mulai di buat.

Perkembangan dan Eksistensi angklung

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa angklung telag mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Serta angklung telah menyebar ke beberapa negara lain. Di Indonesia pun banyak musisi yang mulai memelihara kesenian angklung dengan mendirikan saung angklung dan tempat belajar angklung. Sehingga memudahkan bagi peminat angklung untuk mencari dan mempelajari tentang angklung. Selain dari pendirian saung-saung angklung, banyak pula musisi sekarang yang menggunakan angklung sebagai salah satu alat musiknya. Beberapa musisi dengan aliran elektronik pun terkadang memasukkan angklung kedalam komposisi musiknya. Bukan hanya untuk lagu daerah yang menggunakan angklung, musisi itu terkadang memasukkan angklung kedalam lagu-lagu mancanegara yang sedang dibuatnya.

Upaya generasi penerus

Pastinya dengan tidak melupakan budaya-budaya yang ada di Indonesia. Tidak hanya alat musik angklung tetapi juga semua budaya yang ada di Indonesia. Kita juga sebagai generasi penerus dapat membudayakannya dengan mendukung berbagai kegiatan atau acara yang berkaitan dengan budaya-budaya kita. Jangan ragu untuk mencoba budaya-budaya di Indonesia, jika sudah mempunyai ketertarikan terhadap suatu budaya kita dapat mengulik atau mempelajari lebih dalam tentang budaya tersebut. Selain itu kita dapat mengenalkan budaya-budaya kita ke luar negeri dengan teknologi yang ada sekarang pastinya kita dapat lebih mudah untuk mengenalkan budaya-budaya kita ke luar negeri.

51421159 Nurhuda Joantama Putra 1IA17

Referensi :

  • Angklung Alat Musik Indonesia Yang Mendunia
  • Angklung Yang Mendunia
  • Angklung Sejarah Jenis dan Cara Bermain

Gundar Link

Gunadarma HomepagePerpustakaan GunadarmaLePKoM GunadarmaLabti Gunadarma

Site Link

BlogAbout

© Nurhuda Joantama Putra 2022